Tata Cara Membangun Keamanan yang Tangguh Melalui Penetration Testing

2024-01-04T09:10:03+07:00 August 17th, 2023|Categories: IT Consulting|Tags: |

integrasolusi.com – Di era serba digital seperti saat ini, hampir semua instansi atau perusahaan menggunakan sistem komputer untuk mengelola data. Beragam data penting tersebut berisiko mengalami serangan dari pihak luar atau kejahatan siber. 

Oleh karena itu, penting untuk melakukan penetration testing untuk meningkatkan keamanan sistem. Untuk lebih jelasnya, cek ulasan berikut agar lebih paham tentang apa itu penetration testing, tujuan dan manfaatnya, serta metode apa saja yang biasa diterapkan. 

Apa Itu Penetration Testing?

Penetration testing adalah proses pengujian keamanan komputer untuk mengevaluasi dan meningkatkan sistem keamanan. Cara yang digunakan yaitu dengan menyimulasikan serangan eksternal seperti hacker untuk meneliti celah atau kerentanan sistem keamanan yang berisiko untuk diserang para pelaku kejahatan siber. Penetration testing sering disebut juga pen test, uji penetrasi, atau ethical hacking.

Baca juga:  Kenapa Pentest Penting Bagi Perusahaan? Ini Dia 3 Alasannya

Tujuan dan Manfaat Penetration Testing

Tujuan penetration testing yaitu untuk menguji keamanan sistem dan mengidentifikasi kerentanan sistem untuk menyusun strategi keamanan yang lebih baik. Kerentanan yang ditemukan saat penetration testing dapat digunakan sebagai bahan perbaikan atau peningkatan sistem keamanan sehingga pihak luar tidak dapat melakukan kejahatan siber terhadap sistem keamanan tersebut. 

Sebagai gambaran, proses penetration testing mirip dengan cara para hacker menyerang sebuah sistem keamanan, namun cara ini dilakukan secara etis dan mendapatkan izin dari pemilik sistem. 

Jika kerentanan sistem dibiarkan maka perusahaan berpotensi mengalami kerugian yang besar mencakup:

  1. Bocornya data rahasia milik perusahaan.
  2. Pencurian data.
  3. Kerusakan sistem akibat serangan malware.
  4. Rusaknya reputasi perusahaan akibat hilangnya kepercayaan publik terhadap perusahaan.

Manfaat dilakukannya penetration testing antara lain:

  1. Mengurangi risiko serangan kejahatan siber dari pihak eksternal maupun internal.
  2. Melindungi reputasi organisasi atau perusahaan.
  3. Memenuhi persyaratan kepatuhan organisasi atau perusahaan.
Baca juga:  Perbedaan Penetration Testing dan Vulnerability Assessment

Metodologi Penetration Testing

Metodologi penetration testing merupakan serangkaian langkah yang dilakukan oleh profesional di bidang keamanan siber untuk melakukan pengujian tingkat keamanan sistem, aplikasi, atau jaringan secara sistematis. 

Metodologi ini membantu memastikan bahwa pengujian dilakukan secara terstruktur, komprehensif, efektif, dan efisien. Berikut metodologi penetration testing yang umum dilakukan:

Tahap Perencanaan

Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

    1. Melakukan identifikasi lingkup pengujian.
    2. Menentukan tujuan dan hasil yang diharapkan.
    3. Mendapatkan ijin dari pemilik sistem.
    4. Mengumpulkan informasi penting tentang target yang akan diuji.

Tahap Pemetaan

Dalam tahap pemetaan dilakukan pemetaan yang mencakup sistem, host, dan layanan yang aktif. Selain itu dilakukan pengumpulan informasi terkait target sistem dan kerentanan yang dicurigai.

Tahap Analisis

Pada tahap ini dilakukan analisis tentang kerentanan yang telah diidentifikasi, kemudian merumuskan kemungkinan potensi dampaknya. Selanjutnya, menyusun rencana serangan dan strategi eksploitasi berdasarkan hasil analisis.

Tahap Eksploitasi

Pada tahap ini dilakukan serangan aktif untuk mengeksploitasi kerentanan sistem yang ada. Selanjutnya dilakukan percobaan untuk mendapatkan akses ke dalam sistem atau mengambil data yang penting atau sensitif.

Tahap Mendapatkan Akses

Jika serangan berhasil, langkah selanjutnya yaitu mendapatkan akses yang lebih dalam di sistem dan mencari informasi lebih lanjut.

Tahap Pemeliharaan Akses

Jika telah berhasil mendapatkan akses maka selanjutnya masuk ke tahap maintenance atau pemeliharaan akses. Pada tahap ini, Anda perlu melakukan usaha untuk mempertahankan akses selama mungkin tanpa bisa terdeteksi. 

Tahap Pembersihan dan Penghapusan Jejak

Setelah proses pengujian selesai, maka tim profesional keamanan yang melakukan penetration testing harus melakukan pembersihan dan penghapusan jejak serangan, serta memulihkan sistem seperti sedia kala.

Tahap Dokumentasi dan Pelaporan

Setelah seluruh rangkaian metodologi penetration testing dilakukan, maka dilakukan pelaporan dan dokumentasi hasil pengujian. Hal-hal yang penting untuk dilaporkan, antara lain deskripsi tentang kerentanan yang ditemukan, langkah-langkah eksploitasi, dan rekomendasi perbaikan untuk peningkatan sistem.

Baca juga:  Bagaimanakah Cara Kerja Penetration Testing? Berikut Tahapannya

Jenis-jenis Penetration Testing

Dalam upaya analisis risiko dan audit keamanan dilakukan penetration testing melalui beberapa cara. Berikut jenis penetration testing berdasarkan lingkup, metode, dan tujuan pengujian:

Black Box Testing

Black box testing merupakan cara pengujian sistem keamanan yang dilakukan oleh penguji yang tidak memiliki informasi tentang sistem akan diuji. Jadi, penguji melakukan pengujian tanpa memiliki kode akses atau rincian teknis lainnya. Tujuan metode ini, yaitu untuk melakukan uji coba serangan dari pihak luar.

White Box Testing

White Box Testing adalah pengujian sistem yang dilakukan dengan memberikan kode akses dan rincian teknis kepada penguji. Penguji mendapatkan data lengkap terkait kode sumber, struktur, dan konfigurasi sistem. Tujuan metode ini adalah untuk mengidentifikasi sistem secara mendalam dari perspektif internal.

Grey Box Testing

Grey Box Testing merupakan sistem pengujian keamanan sistem yang mengkombinasikan metode Black Box Testing dengan White Box Testing. Jadi, dalam metode ini penguji memiliki sebagian informasi terkait target sistem, database, dan info login, namun tidak mendapatkan akses penuh. Tujuan menggunakan metode ini adalah mendapatkan manfaat dari dua metode tersebut di atas.

External Testing

External testing merupakan pengujian yang melibatkan pihak luar. Penguji berusaha menembus sistem dan mengidentifikasi kerentanan atau celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab.

Internal testing

Internal testing merupakan pengujian terhadap keamanan sistem yang diatur mirip dengan potensi serangan karyawan atau pihak internal. Tujuan utama pengujian ini untuk penilaian risiko seberapa kuat sistem kerahasiaan data terhadap ancaman internal.

Web Application Testing

Metode ini merupakan pengujian keamanan sistem aplikasi dan situs web. Penguji berusaha mencari celah kerentanan web dan berusaha melakukan akses login, mengambil data penting, dan mengambil alih akun.

Network Testing

Jenis pengujian ini berfungsi untuk audit keamanan jaringan, perangkat, dan protokol yang digunakan dalam sebuah instansi atau perusahaan. Hasil identifikasi kerentanan sistem dapat digunakan untuk mencegah terjadinya serangan kejahatan siber.

Wireless Testing

Metode ini merupakan pengujian keamanan sistem nirkabel atau wifi. Penguji berusaha untuk mengidentifikasi celah kerentanan sistem dan menembus sistem nirkabel.

Social Engineering Testing

Social Engineering Testing merupakan uji penetrasi yang meliputi memperdaya atau memanipulasi manusia dengan cara mencuri data. Beberapa teknik yang digunakan antara lain phising, pretexting, atau rekayasa sosial.

Baca juga:  Cybersecurity di Indonesia: Perkembangan dan Tren Terbaru

Secara garis besar, uji penetrasi atau penetration testing merupakan hal penting dalam membangun keamanan sistem yang tangguh. Selain itu, banyak manfaat penting yang didapatkan perusahaan atau organisasi yang melakukan pengujian ini. 

Selain untuk analisis risiko dan melakukan perbaikan celah kerentanan sistem, upaya pengujian ini juga dapat digunakan untuk mengukur potensial risiko kerugian, meningkatkan kesadaran keamanan sistem, mengurangi biaya akibat serangan kejahatan siber, mendukung pengambilan keputusan yang strategis, serta untuk memenuhi peraturan dan standar keamanan.

Melakukan penetration testing secara teratur dan berkala enam bulan sekali dapat membantu menjaga keamanan sistem perusahaan atau organisasi. Dengan pengujian berkala dan berkelanjutan, pemilik sistem dapat mengurangi risiko keamanan, meningkatkan  keamanan sistem, serta melindungi data dan aset dari ancaman siber yang terus berkembang.