Meskipun Situasi Pandemi Masih Berlangsung, Rasa Syukur dan Bahagia Harus Seirama dengan Denyut Jantung

2023-05-26T10:02:38+07:00

integraOffice New Normal – Keadaan normal baru atau sering disebut new normal dalam bahasa sehari-hari merupakan skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial ekonomi. Di mana masyarakat dalam menjalankan setiap aktivitas kehidupan dituntut untuk selalu mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditentukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan.

Dalam praktiknya penerapan hal tersebut tidak semudah yang dibayangkan, karena berbagai macam alasan dan latar belakang. Salah satunya adalah karena belum terbiasanya masyarakat dengan keadaan tersebut.

Tidak sedikit orang yang mengalami takut berlebihan dan cemas yang berakibat pada tingkat kestresan otak karena setiap hari melihat berita tentang berbahayanya COVID-19 baik dari televisi, media sosial, ataupun portal berita lainnya. Di samping itu, dengan pembatasan-pembatasan sosial seperti tidak bisa berkumpul secara bebas, harus bekerja dari rumah, sekolah dari rumah, juga mempunyai peran yang signifikan terhadap tingkat kestreasan otak.

Stres dan cemas di masa awal pandemi merupakan hal yang wajar, namun jika masih berlangsung hingga saat ini –yang sudah berlangsung kurang lebih 6 bulan—tentunya akan merugikan diri sendiri karena sangat berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh, produktivitas kerja, atau hubungan dengan orang lain.

Untuk menangkal hal tersebut yang harus dilakukan saat ini adalah banyak bersyukur dan bahagia. Dua hal yang saling berkaitan tersebut menjadi kunci di kehidupan yang tidak menentu seperti sekarang ini.

Bersyukur meskipun banyak hal terjadi di luar harapan kita, terkadang kita harus merasakan kesusahan agar dapat menyukuri dari setiap hal yang sudah dianugerahkan. Karena, memang hidup tidak selalu sempurna, Tuhan tidak menuntut kita untuk selalu sempurna, yang dinilai Tuhan adalah prosesnya.

Baca juga:  Apa Saja Jenis Dokumen Bisnis Menurut Fungsinya?

Meskipun pada kenyataannya bersyukur hanya mudah dilafalkan saja, tapi setidaknya dengan kita mengekpresikan rasa syukur dengan tidak selalu mengeluh dengan keadaan, maka kita sudah menebarkan aura positif pada orang di sekitar kita. Lalu, cara lain mengekspresikan rasa syukur adalah dengan membantu orang terdekat atau orang di sekitar yang membutuhkan pertolongan, secara tidak langsung kita sedang menebar kebahagian pada orang di sekitar kita.

Pada hakikatnya bahagia bersumber dari diri kita sendiri, bahagia kita yang menciptakan dan yang merasakan, bahagia berasal dari pikiran yang mampu mengontrol emosi negatif sehingga tidak sampai terluapkan. Selain dari diri sendiri bahagia juga bisa bersumber dari orang lain, dengan kita menyayangi dan mengasihi keluarga dan orang terdekat rasa bahagia akan tumbuh dengan sendirinya.

Kemudian mengurangi rasa iri dengki pada sesama, dan mengapresiasi setiap hasil yang dicapai orang sekitar, merupakan salah satu cara bahagia. Karena jika ditilik dari ilmu psikologi rasa bahagia itu bisa menular pada orang yang mau berbagi kebahagian dengan orang lain.

Jadi, meskipun situasi pandemi masih terus berlangsung, rasa syukur dan bahagia harus seirama dengan denyut jantung. Jangan sampai gara-gara cemas dan stres yang berkepanjangan rasa bahagia menjadi terabaikan. Ingat! bahagia kita yang menciptakan. Semoga rasa syukur dan bahagia nenantiasa menyertai hari-hari sobat office semua.