Tepat 92 tahun lalu kongres pemuda kedua menghasilkan ikrar untuk mewujudkan berdirinya negara Indonesia yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Dalam sejarahnya, Sumpah Pemuda diawali dengan pergerakan di daerah dengan mendirikan organisasi yang bersifat kedaerahan. Antara tahun 1915—1924 telah berdiri organisasi lokal misal Jong Java (1915), Jong Soematranen Bond (1917), dan Jong Islamieten Bond (1924). Pada tahun 1926 kongres pemuda pertama berhasil dilaksanakan dan mendirikan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia (PPPI) sebagai organisasi lintas primordial yang beranggotakan para pelajar dari seluruh Indonesia. Pada tahun 1928 kongres pemuda kedua dilaksanakan dalam tiga kali agenda rapat di gedung berbeda atas inisiatif PPPI, yang melahirkan Sumpah Setia yang pada akhirnya diucapkan sebagai Sumpah Pemuda. Sumpah tersebut pada awalnya dibacakan oleh Soegondo Djojopuspito (PPPI) sebagai ketua kongres lalu dijelaskan secara rinci oleh Muhammad Yamin (Jong Soematranen Bond) sebagai perumus isi Sumpah Pemuda.
Pemuda sebagai agen perubahan dalam catatan sejarah telah banyak ikut menggerakkan roda bangsa dengan dinamis mengikuti perkembagan zaman. Sejatinya pemuda adalah tonggak pembangunan bangsa karena memiliki paradigma tentang realitas sangat terbuka dengan perubahan. Banyak fakta sejarah yang menerangkan bahwa pemuda adalah penggerak kebangkitan seperti: Hari Kebangkitan Nasional, Proklamasi Kemerdekaan, dan Reformasi 1998 adalah contoh nyatanya. Peran dan eksistensi pemuda sangat stategis sejak sebelum bangsa Indonesia merdeka, ia meeupakan sumber daya manusia yang sangat ideal untuk menjadi tulang punggung pada sebuah misi. Sebab ibarat sebuah grafik kehidupan, pemuda ada di puncak dari grafik tersebut di mana baik secara fisik dan mental sedang mengalami perkembangan yang luar biasa. Tidak heran jika pemuda telah terbukti mampu menjadi pelita di tengah kegelapan, menjadi mata air di tengah kekeringan sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini peran pemuda nyata adanya, banyak anggota relawan yang beranggotakan para pemuda, para petugas medis yang terjun secara langsung pada penanganan pandemi juga banyak dari kalangan pemuda. Peran pemuda diharapkan mampu mengedukasi tentang pentingnya menaati protokol Kesehatan baik keluarga maupun lingkungannya. Pemuda sebagai kaum yang melek teknologi diharapkan mampu menjadi transfer knowledge dan filter atas berita hoaks yang beredar di media sosial sehingga masyarakat sekitar mendapatkan berita yang akurat dan dapat dipercaya. Lebih dari itu peran pemuda dalam hal inovasi juga sangat diharapkan di masa pandemi seperti sekarang ini, ide-ide kecil yang mampu memberikan dampak terhadap kebangkitan sosial ekonomi sangat diharapkan, seperti inovasi teknologi dalam penerapan absensi online, membantu UMKM dalam proses jual beli secara online sehingga roda ekonomi tetap berjalan tetapi tidak melanggar protokol kesehatan. Tidak dipungkiri bahwa, integraOffice memiliki aplikasi berbasis website yang marak digunakan oleh UMKM, sebagai penerus generasi muda berkarya demi meningkatkan penjualan maka lahirnya #pasarWA tujuannya untuk mengembangkan inovasi, dan karya anak muda ini juga berpotensi memajukan UKM di Indonesia.
Jadi, mari kita gunakan momentum Peringatan Sumpah Pemuda ke-92 ini sebagai sarana inovasi untuk bangkit dari pandemi. Berdiam diri meratapi nasib bukan pilihan yang tepat. Sebagai pemuda bangkit dan terus berusaha adalah jalan satu-satunya. Salam sehat untuk kita semua.